Langsung ke konten utama

SKEMA FRAUD


PENDAHULUAN
Penulis meyakini bahwa klasifikasi (taksonomi) terbaik untuk memahami fraud adalah yang digunakan oleh ACFE. Salah satunya adalah karena model ACFE mudah dipahami, dapat digunakan, dan memiliki karakteristik unik untuk ketiga kategori besar.
Deskripsi
Korupsi
Penyalahgunaan aset
Fraud penyajian laporan keuangan
Pelaku fraud
Dua pihak
Karyawan
Manajer eksekutif
Ukuran fraud
Sedang: $250.000
Kecil: $93.000
Besar: $1juta sampai $258juta
Frekuensi fraud
Sedang: 30%
Paling sering terjadi: 92,7%
Jarang terjadi: 7,9%
Motivasi
Tantangan, bisnis
Tekanan pribadi
Harga saham, bonus
Materialitas
Tergantung
Tidak
Ya
Yang mendapat keuntungan
Pelaku fraud
Pelaku fraud (melawan perusahaan)
Perusahaan dan pelaku fraud
Ukuran perusahaan yang menjadi korban
Tergantung
Kecil
Besar

POHON FRAUD ACFE
Kategori utama fraud (1) Korupsi, (2) Penyalahgunaan asset, dan (3) Fraud laporan keuangan

KARAKTERISTIK KATEGORI SKEMA FRAUD
1.      Fraudster (Pelaku fraud)
Dalam laporan keuangan, pelaku fraud umumnya adalah manajer tingkat atas. Pelaku fraud penyalahgunaan asset biasanya adalah karyawan, dan pada korupsi, pelaku fraud dapat merupakan siapa saja tapi selalu minimal ada dua pihak yang terlibat, walaupun salah satu merupakan pihak yang enggan.
2.      Ukuran fraud
Kategori fraud dengan tingkat kerugian rata-rata tertinggi adalah kecurangan penyajian laporan keuangan.
3.      Frekuensi fraud
Kategori fraud yang paling banyak terjadi adalah penyalahgunaan asset. Jika pelaku fraud menyembunyikan kecurangannya untuk jangka waktu yang lama, mereka biasa menambah kecurangan yang lain untuk menutupi kecurangannya. pelaku fraud bias saja melakukan ketiga kategori fraud tersebut.
4.      Motivasi
Pelaku kecurangan penyajian laporan keuangan biasanya termotivasi dari motif egosentris. Mereka juga terpengaruh oleh harga saham, secara langsung maupun tidak langsung. Penyalahgunaan asset, biasanya termotivasi oleh motif tekanan ekonomi. Pelaku fraud terkadang juga membujuk diri mereka sendiri untuk melakukan penyalahgunaan asset karena motif emosional. Korupsi dapat dimotivasi oleh hal yang sama seperti penyalahgunaan asset, bagaimanapun, korupsi lebih sering dimotivasi oleh motif bisnis (ekonomi).
5.      Materialitas
Kecurangan keuangan biasanya akan lebih dianggap material. Penyalahgunaan asset, lebih sering tidak material terhadap laporan keuangan. Korupsi dapat menjadi material, dapat menjadi tidak material tergantung ukuran perusahaan.
6.      Penerima keuntungan
Kecurangan penyajian laporan keuangan dilakukan oleh perusahaan, walaupun biasanya yang menerima keuntungan adalah pelaku fraud. Tipe fraud ini disebut fraud untuk perusahaan. Penyalahgunaan asset dan korupsi, penerima keuntungannya adalah seseorang di dalam perusahaan.
7.      Ukuran perusahaan korban fraud
Perusahaan yang menjadi korban penyajian laporan keuangan cenderung perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di bursa efek, yang merupakan perusahaan besar dan memiliki control internal dan program antifraud, sehingga lebih kecil resiko penyalahgunaan asset. Penyalahgunaan asset, merupakan kebalikannya. Perusahaan cenderung lebih kecil, biasanya hanya memiliki satu akuntan dan tidak dapat menilai pemisahan tugas dengan baik.

POHON FRAUD DAN SIAPA MENGAUDIT SIAPA
Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan: Auditor Keuangan
Yang paling bertanggung jawab untuk kecurangan penyajian laporan keuangan adalah auditor keuangan, karena tiga alas an. Pertama, jumlah penyajian laporan keuangan biasanya mengarah pada kesalahan penyajian yang material. Penyalahgunaan asset dan korupsi yang tidak material, sulit dideteksi oleh auditor keuangan. Kedua, audit laporan keuangan cocok untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan, karena pada dasarnya auditor keuangan adalah perlindungan utama. Ketiga, karena manajer tingkat atas terlibat dalam fraud, anggota lain dalam perusahaan dapat dibodohi atau dipaksa untuk terlibat.

Penyalahgunaan Aset: Auditor Internal
Karena penyalahgunaan asset cenderung tidak material, terutama transaksi individual, sulit untuk auditor keuangan mendeteksi saat melakukan audit laporan keuangan bertujuan umum. Audit laporan keuangan tidak dirancang untuk mendeteksi fraud, dan auditor internal dapat mendesain program dan prosedur untuk mendeteksi fraud.

Korupsi: Auditor Keuangan dan/atau Auditor Internal
Kerugian dari korupsi biasanya lebih besar dari penyalahgunaan asset. Jika material, maka auditor keuangan yang bertanggung jawab. Fraud ini biasanya melibatkan melanggar hokum dan melanggar regulasi.

SKEMA KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Kategori dibagi menjadi fanansial dan non finansial. Kecurangan pada laporan keuangan paling banyak adalah terlalu banyak mengakui pendapatan. Ada lima skema:
1.      Perbedaan waktu (perlakuan penjualan yang tidak sesuai)
Ada beberapa cara, salah satunya dengan menekan kelebihan persediaan ke sales atau konsinyasi kemudian persediaan dianggap sebagai penjualan, disebut juga channel stuffing. Penjualan juga dapat dipesan dalam pelanggaran lain dalam GAAP.
2.      Pendapatan fiktif
Pendapatan fiktif dibuat dengan mencatat penjualan yang tidak pernah terjadi. Dapat melibatkan konsumen asli maupun fiktif. Hasil akhirnya adalah peningkatan pendapatan dan laba, dan terkadang asset.
3.      Kewajiban yang tersembunyi (pencatatan kewajiban yang tidak sesuai)
Salah satu cara melakukan skema ini adalah menunda pencatatan kewajiban dalam 12 bulan fiscal sehingga periode pencatatan akan memiliki lebih sedikit beban, dan mencatat kewajiban tersebut pada bulan pertama dalam tahun fiscal selanjutnya. Cara lain adalah dengan memindahkan kewajiban tersebut ke tempat lain karena pemindahan kewajiban sulit dideteksi pada audit. Tanpa kewajiban, tidak ada beban tambahan, pengurangan asset, atau pengurangan ekuitas yang biasanya terjadi.
4.      Pengakuan yang tidak sesuai
Fraud selalu dilakukan sembunyi-sembunyi, pelaku fraud akan menutupi fraud pada pembukuan. Hal ini akan meluas ke pengakuan. Pengakuan yang tidak sesuai dapat menjadi cara untuk menyembunyikan bukti fraud.
5.      Penilaian asset yang tidak sesuai
Dengan menggembungkan jumlah asset, beban kapitalisasi, atau menurunkan akun kontra, laporan keuangan akan menunjukkan laba dan ekuitas yang lebih besar.

SKEMA KORUPSI
Skema korupsi desusun oleh seseorang didalam perusahaan, yang bekerja sama dengan seseorang diluar perusahaan.
                1. Konflik kepentingan
   Konflik (benturan) kepentingan terjadi saat karyawan, manajer, atau eksekutif memiliki kepentingan ekonomi atau kepentingan pribadi dalam transaksi yang merugikan perusahaan. Konflik kepentingan dibagi menjadi tiga subkategori; skema pembelian, skema penjualan, dan skema lain.
      2. Bribery (Suap)
   Suap dapat di definisikan sebagai menawarkan, memberi, menerima atau meminta segala sesuatu yang memiliki pengaruh nilai terhadap tindakan resmi atau keputusan bisnis. 
3. Illegal Gratuities (Gratifikasi Ilegal)
Gratifikasi ilegal hampir serupa dengan suap namun dalam gratifikasi ilegal tidak ada kepentingan atau keperluan untuk memberikan pengaruh atas keputusan bisnis.
4. Economic Extortion (Pemerasan Ekonomi)
Umumnya pemerasan ini bertolak belakang dengan kecurangan dalam bentuk suap. Didalam pemerasan ini biasanya vendor vendor menawarkan sebuah suap, karyawan meminta pembayaran dari vendor engan tujuan untuk melakukan apa yang vendor kehendaki.

SKEMA PENYALAHGUNAAN ASET
Definisi dari penyalahgunaan aset (asset misappropriation) sangatlah berguna untuk mengenali jenis fraud atau kecurangan yang terjadi. istilah penyalahgunaan aset dapat sulit untuk diartikan, namun pada dasarnya penyalahgunaan aset adalah merubah kepemilikan aset yang sah atau
pengaruh yang dapat digunakan untuk keuntungan pribadi. Ada dua sub kategori dari penyalahgunaan aset (Cash and Inventory and All Other Assets)  dan lima jenis mikro kategori dan 18 skema berbeda dibawahnya seperti yang digambarkan pada exhibit dibawah ini.

A. Cash (Kas)
Skema kas melibatkan pengambilan kas oleh salah seorang karyawan. Skema kas mendominasi kasus-kasus penyalahgunaan aset, Skema fraud yang melibatkan kas dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Lacerny (Pencurian)
2. Fraudlent Disbursements (Kecurangan Pengeluaran)
            3. Skimming (penggelapan)
B. Inventory & Other Assets (Non-Cash)
Skema fraud yang melibatkan persediaan dan aset lain tidak banyak dijumpai pada umumnya di banyak kasus-kasus fradu yang terjadi, tidak sesering fraud kas namun keduanya memiliki kesamaan didalam nilai rata-rata kerugian. Seorang karyawan dapat melakukan penyalahgunaan persediaan dan aset lain (kecuali kas) pada umumnya dengan dua cara, yaitu aset dapat disalahgunakan (misused) (contoh: dipinjam, dll) atau dicuri (Larceny)
1. Misuse
Biasanya melibatkan peralatan khususnya peralatan bedar dan atau mahal seperti kendaraan, komputer dan lain-lain.
2. Larceny
Pencurian terhadp persediaan adalah salah satu bentuk tindakan yang paling sederhana. Dalam beberapa kasus, seorang karyawan mungkin hanya mencuri persediaan dan bahkan tidak berusaha untuk menutupinya atau menghapus jejak fraud yang ditinggalkannya dengan cara memanipulasi catatan akuntansi. Atau seorang karyawan mungkin menciptakan dokumentasi palsu untuk menjustifikasi pencurian dengan merekayasa seolah-olah aset sudah terjual, dikirmkan atau dipindahkan secara internal.

Sumber: 
Singleton, Tommy W. dan Singleton Aaron J.2006.Fraud Auditing and Forensic Accounting: 3rd editon. New Jersey, USA: John Wiley & Sons, Inc.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fraud Theories

1. Fraud Triangle M erupakan suatu gagasan yang pertama kali diciptakan oleh Donald R. Cressey pada tahun 1953 yang meneliti tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini berpendapat bahwa terjadinya kecurangan disebabkan oleh tiga hal yaitu Pressure (tekanan) , Opportunity (kesempatan) , dan Rationalization (rasionalisasi) . a)       Pressure (tekanan) adanya insentif , tekanan ataupun kebutuhan untuk melakukan kecurangan seperti kebutuhan pelunasan utang, gaya hidup yang mewah dan lain-lain. b)       Opportunity (kesempatan) Fraud atau kecurangan dapat terjadi jika pelaku memiliki kesempatan untuk melakukan kecurangan baik dari oknum pegawai maupun manajemen yang hal tersebut dilakukan secara sengaja. c)       Rationalization (rasionalisasi) K arakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, ata...